Anak yang pemalu cendrung akan lebih banyak menarik diri dari lingkungan sekitar ( kaya Aq dunk). Jika dibiarkan berlarut-larut tidak mustahil akan menjadikan si anak sosok yang minder ( Itu Aq juga tuh, kena deh…). Sebagian orang tua ada yang mendidik anaknya dengan mudah, menjalani kehidupan bersama si anak tanpa harus berlelah-lelah, namun tidak jarang terdapat orang tua yang kelelahan membawa anaknya kepada tuntutan kehidupan, salah satunya adalah masalah anak yang pemalu.Tetapi hati-hati pula jangan mendokrin anak dengan cap pemalu karena akan berpengaruh besar terhadap tumbuh kembangnya. Alhasil yang tadinya si anak tengah merayap membentuk rasa percaya diri, namun di diinterupsi dengan cap pemalu, pada akhirnya si anak akan membenarkan persepsi yang dikembangkan oleh lingkungannya, yakni menjadi anak yang pemalu.
Tips Agar Anak Tidak Menjadi Anak Yang pemalu
• Jika anak takut akan sesuatu hal, janganlah anda marahi. Dekaplah dan berikan penjelasan tentang hal yang di takutinya, jangan sampai dari rasa takut malah menjadikannya Phobia. Karena kondisi itu anaki akan menjadi takut bila ketakutannya di ketahui oleh orang lain, cemoohan lambat laun akan membuat dirinya menjadi pemalu.
• Ajaklah si anak untuk lebih banyak mengenal orang-orang, lingkungan yang baru dan suasana yang baru.
• Beri kepercayaan penuh untuk mengatasi masalahnya.
• Beri pujian yang tidak berlebihan atas keberhasilannya.
• Ajak komunikasi setiap saat.
• Katakan bahwa ia mampu.
• Jangan mendokrin anak.
• Dekati anak dengan ajaran agama.
• Jika sikap perlu diambil, lakukan dengan lembut.
Monday, March 16, 2009
Monday, March 9, 2009
Kekerasan Pada Anak Usia Dini
Betapa harunya ketika ku lihat ada kekerasan terhadap anak di depan ku. Knapa Cuma diam, ingin membatu tapi apa daya aku bukan apa2 bukan sodara, bukan guru. Yang aku bisa batu Cuma mencoba mencairkan suasana tidak seperti Pak satpam yang dengan emosi menanggapi keluarga Re. Kekerasan pada anak usia dini……. Ya seharusnya ini tidak terjadi. Seharusnya itu menjadi masa2 golden age mereka. Apa yang terjadi ketika di masa itu anak mendapatkan perlakuan kasar. Mau apa- apa di larang, takjarang kata-kata bodoh dan nakal terlontar. Ya saya tidak menyudutkan para orang tua, semua pihak harus harus bertanggung jawab atas masa depan mereka, lingkungan sekitar, Ayah. Ibu, Oma, Opa, Tante, Om. Yang paling berperan penting adalah orang tua. Apalagi jika kedua orang tua sibuk mencari penghasilan. Alih alih mereka bilang kami bias kog mendidik mereka walau kami sibuk. Ugh… sebel mereka ga tau tu lagi menjerumuskan anak sendiri. Memangnya mereka nitipin anak sama siapa? Oma? Opa? Tante? Om? Truz apakah akhlak mereka sudah baik. Orang tua bisa saja berprilaku sabar dan tidak kasar, tapi fatal jika si anak di titipkan pada orang yang berprilaku kasar. Trauma di massa kecil lama kelamaan akan membentuk prilaku buruk terhadap anak.
Salah satu cara orang tua agar si anak mendapatkan pendidikan yang baik adalah segera memasukkan anak ke sekolah sekolah yang mempunyai background Al- Islam yang kuat.
Gak salah sih … Ayah ayah….percuma saja kalian masukan si anak ke sekolah sekaliber Ter baik pun, cuma mengandalkan pendidikan dari sekolah… ga bisa Bunda…anak akan kembali ke rumah lingkungan rumahlah yang membentuk anak bukan pihak sekolah.
Belum puas lagi setelah anak pulang sekolah, masih engkau titipkan si anak ke rumah keluarga yang mendidik si anak secara kasar, memperlakukan anak layaknya orang dewasa dengan kata-kata dewasa yang tak di pahami anak seusianya. Ayah … bunda …sampai kapan ini terus berlangsung, begitu pentingkah pekerjaan sehingga melupakan masa depan mereka ! Apakah kalian dapat mempertanggung jawabkan ini semua pada Sang Khalid.
Salah satu cara orang tua agar si anak mendapatkan pendidikan yang baik adalah segera memasukkan anak ke sekolah sekolah yang mempunyai background Al- Islam yang kuat.
Gak salah sih … Ayah ayah….percuma saja kalian masukan si anak ke sekolah sekaliber Ter baik pun, cuma mengandalkan pendidikan dari sekolah… ga bisa Bunda…anak akan kembali ke rumah lingkungan rumahlah yang membentuk anak bukan pihak sekolah.
Belum puas lagi setelah anak pulang sekolah, masih engkau titipkan si anak ke rumah keluarga yang mendidik si anak secara kasar, memperlakukan anak layaknya orang dewasa dengan kata-kata dewasa yang tak di pahami anak seusianya. Ayah … bunda …sampai kapan ini terus berlangsung, begitu pentingkah pekerjaan sehingga melupakan masa depan mereka ! Apakah kalian dapat mempertanggung jawabkan ini semua pada Sang Khalid.
Subscribe to:
Posts (Atom)